Bagi admin warnet tentunya akan merepotkan kalau harus sering memperbaiki setingan komputer yang terkadang berubah karena pelanggan yang usil atau karena ketidaktahuan pelanggan. Pada Sistem Operasi Ubuntu, hal yang paling sering terjadi adalah panel yang hilang, menu launcher yang hilang atau perubahan posisi, dan hal-hal yang berkaitan dengan perubahan di desktop. Pastinya akan sangat menjengkelkan kalau harus memperbaiki perubahan2 kecil tersebut secara terus-menerus, karena sebagai admin warnet pastinya harus menangani jumlah komputer yang tidak sedikit. Kalau di Windows kita mengenal software "Deep Freeze" atau semacamnya. Namun di Linux, khususnya Ubuntu kita belum mengenal program seperti itu.
Trik sederhana yang akan dibahas kali ini sebenarnya tidak dapat disamakan dengan penggunaan program Deep Freeze dan semacamnya di windows, karena trik ini hanya akan mengunci setingan user yang hanya berupa penempatan panel, launcher2, dan hal2 yang berhubungan dengan tampilan desktop. Berbeda dengan program semacam deep freeze yang juga akan mengunci semua setingan dan sistem, sehingga tidak memungkinkan terjadi perubahan sistem ketika program ini dijalankan. Tetapi trik ini masih memungkinkan perubahan sistem seperti instalasi program baru dan hal-hal yang berkaitan dengan perubahan sistem masih dimungkinkan dilakukan, tentunya bagi yang mengetahui password root karena perubahan sistem di ubuntu mengharuskan akses sebagai root.
Prinsip kerja trik sederhana ini adalah mengompres setingan kedalam 1 file kemudian file tersebut akan diekstrak kembali ketika komputer restart. Sehingga jika terjadi perubahan setingan, maka setingan tersebut akan diubah kembali ketika komputer restart karena file setingan yang diubah akan diganti lagi dengan file yang diekstrak tersebut.
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Membuat setingan tampilan terbaik sesuai dengan yang kita inginkan, misal merubah wallpaper, merubah posisi panel, menambah shortcut launcher di panel maupun di desktop, dll.
sebagai catatan bahwa di ubuntu semua setingan oleh user akan ditempatkan di home user dengan berupa folder-folder yang sifatnya hidden, jadi kita bisa melihat semua file setingan dalam folder-folder tersebut dengan cara mengklik view kemudian show hidden files.
2. Mengkompress file-file setingan (file-file hidden) menjadi 1 file.
kita bisa mengkompress semua file-file setingan tersebut, atau hanya memilih folder-folder tertentu. kalau saya hanya memilih folder2 yang sekiranya akan berefek pada setingan tampilan saja. Folder-folder yang akan saya kompress menjadi 1 file meliputi : .config, .gconf, .gconfd, .gnome, .nautilus, serta folder Desktop.
Banyaknya file / folder yang dikompress nantinya akan berpengaruh terhadap waktu booting, karena semakin banyak file yang dikompress maka semakin lama waktu yang dibutuhkan ketika mengekstrak kembali.
Cara mengkompress di Ubuntu sangat sederhana, kita tinggal memilih folder2 mana saja yang akan dikompress kemudian di klik kanan dan pilih "create archive" dan dikasih nama sesuai keinginan kita. format archive biasanya saya memakai format .tar.gz
3. Memindahkan file archive (kompresan) dari home ke / (root) agar file yang telah kita buat tidak bisa di delete user dan memudahkan ketika mengekstrak kembali.
Caranya dengan melalui terminal : sudo mv /home/user/kompres.tar.gz /
4. Modifikasi sedikit file /etc/init.d/rc tujuannya agar file yang dikompress tadi dapat diekstrak ketika restart.
Caranya dapat melalui terminal : sudo gedit /etc/init.d/rc
dan tambahkan baris berikut di posisi paling bawah sebelum trap - EXIT
rm -rf /home/user/Desktop/*
cd /
tar -xzvf kompres.tar.gz -C /home/user
Setelah langkah2 diatas dilakukan, setingan akan dikembalikan ke posisi waktu kita membuat setingan awal di langkah 1 setelah restart.
kita bisa mengkompress semua file-file setingan tersebut, atau hanya memilih folder-folder tertentu. kalau saya hanya memilih folder2 yang sekiranya akan berefek pada setingan tampilan saja. Folder-folder yang akan saya kompress menjadi 1 file meliputi : .config, .gconf, .gconfd, .gnome, .nautilus, serta folder Desktop.
Banyaknya file / folder yang dikompress nantinya akan berpengaruh terhadap waktu booting, karena semakin banyak file yang dikompress maka semakin lama waktu yang dibutuhkan ketika mengekstrak kembali.
Cara mengkompress di Ubuntu sangat sederhana, kita tinggal memilih folder2 mana saja yang akan dikompress kemudian di klik kanan dan pilih "create archive" dan dikasih nama sesuai keinginan kita. format archive biasanya saya memakai format .tar.gz
3. Memindahkan file archive (kompresan) dari home ke / (root) agar file yang telah kita buat tidak bisa di delete user dan memudahkan ketika mengekstrak kembali.
Caranya dengan melalui terminal : sudo mv /home/user/kompres.tar.gz /
4. Modifikasi sedikit file /etc/init.d/rc tujuannya agar file yang dikompress tadi dapat diekstrak ketika restart.
Caranya dapat melalui terminal : sudo gedit /etc/init.d/rc
dan tambahkan baris berikut di posisi paling bawah sebelum trap - EXIT
rm -rf /home/user/Desktop/*
cd /
tar -xzvf kompres.tar.gz -C /home/user
Setelah langkah2 diatas dilakukan, setingan akan dikembalikan ke posisi waktu kita membuat setingan awal di langkah 1 setelah restart.
0 Comments:
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)