Cerita Warnet Linux

Sedikit cerita nih,
Aku punya warnet (warnet patungan) di Semarang. Kita sempat kalang kabut ketika terjadi isu sweeping warnet pada sekitar awal tahun 2005, cukup susah bagi kita untuk memilih menggunakan windows legal mengingat kondisi keuangan kita. Akhirnya kita sepakat pada sekitar bulan Juni 2005 (kalo gak salah), kita migrasi ke linux. Dengan tanpa basis pengetahuan yang cukup tentang linux, kita nekat untuk migrasi ke linux. Satu tekad kita waktu itu adalah "Learning by doing". Bulan-bulan awal migrasi, kita mengalami masa yang paling sulit. Dari segi teknis kita belum mampu membuat linux yang cukup nyaman, bahkan bisa dibilang sangat kacau. Perlu diketahui bahwa waktu itu kita adalah yang pertama di Kota Semarang yang memakai linux di warnet. Jadi bisa dibayangkan bahwa waktu itu kita sama sekali tidak ada tempat untuk bertanya, jadi mau tidak mau kita harus belajar sendiri. Cukup lama juga kita belajar tentang linux, membuat linux menjadi lebih nyaman digunakan dan yang lebih penting melakukan edukasi kepada user.
Ditengah perjalanan ternyata muncul juga konflik internal antar pemilik modal. Mungkin karena melihat kondisi warnet yang belum juga segera pulih setelah memutuskan migrasi ke linux. Namun karena sebagian besar pemilik modal adalah anak muda yang masih mempunyai idealisme cukup tinggi, akhirnya kita tetap bertekad untuk tidak menyerah kembali memakai windows. Kita juga sempat melihat beberapa warnet (mungkin juga banyak) yang beralih ke linux namun tidak lama beralih ke windows kembali.
Berbagai macam distro juga sudah pernah kita pakai, mulai dari Red Hat 9, Fedora core, Xandros, Knoppix, Kanotix, ubuntu, dll. Selama memakai berbagai distro tersebut kita juga menilai keunggulan dan kelemahan masing-masing, terutama untuk digunakan di warnet. Waktu itu aku cukup senang dengan performa Ubuntu Hoary, sehingga cukup lama juga aku memakai distro ini di warnet. Tapi tidak jarang juga aku mencoba distro lain karena masih menginginkan yang lebih baik.
Awal tahun 2006 kita sudah mulai dapat melakukan recovery, sedikit demi sedikit kita mulai lagi memperoleh kepercayaan dari pengguna internet. Tanpa kita sadari ternyata segmen user kita juga mengalami sedikit perubahan. Platform linux yang kurang mendukung format multimedia kebanyakan (mp3, mpeg, dll) ternyata membawa pengaruh "positif". user warnet yang bertujuan berlama-lama di warnet untuk sekedar melihat video porno dengan sendirinya akan menyingkir, apalagi kebanyakan dari user jenis ini akan parno begitu melihat linux. Dampaknya kita lebih dikenal sebagai warnet yang bersih, selain bersih dari virus juga bersih dari konten negatif (meskipun masih ada juga). Salah satu hal yang aku suka dari pergeseran segmen user ini adalah semakin banyak aja kaum hawa yang datang ke warnetku. Umumnya mereka adalah pelajar SMA dan SMP, jadi kesannya makin cerah aja nih warnet.
Pertengahan tahun 2006, dirilis Ubuntu Dapper. Rasanya tidak sabar untuk segera mencoba rilis terbaru ini. Dan benar juga, ternyata rilis ubuntu Dapper ini membuat aku lebih mantap memakai Ubuntu sebagai basis OS yang aku pakai di warnetku. Mulai pertengahan tahun tersebut aku juga mulai menargetkan untuk tiap bulan dapat mengganti komputer klien dengan komputer baru, karena linux khususnya openoffice memerlukan memori yang cukup besar agar dapat berjalan lebih nyaman. Saat ini sudah hampir semua komputer merupakan komputer baru, dan target selanjutnya adalah mengganti monitor CRT dengan LCD.
Khusus untuk pengguna yang kebanyakan kaum hawa ini aku juga terkadang agak sedikit heran, karena kalo dari tampang warnet kami tidak ada yang mengesankan feminim bahkan karena dari owner, pengelola sampai operator tidak ada perempuannya kadang malah warnet terlihat semrawut.


Setelah sekitar 2 hari persiapan komputer yang akan digunakan untuk billing, akhirnya semua berjalan dengan baik. Kendala-kendala yang ada umumnya seputar pengenalan hardware khususnya printer canon pixma iP1600 yang memang belum disupport baik oleh linux (CUPS).

Langkah awal persiapan komputer billing adalah melakukan instalasi ubuntu linux. Ternyata dengan spek komputer yang cukup baik (P4, ram 1G), instalasi berjalan cukup cepat tidak sampai setengah jam. Ubuntu yang aku pake adalah Ubuntu versi 6.06 Dapper Drake, karena sampai saat ini aku sudah cukup nyaman dan familiar dengan Ubuntu versi tersebut.

Langkah kedua setelah instalasi adalah melakukan berbagai konfigurasi Ubuntu agar siap digunakan sebagai billing warnet. Konfigurasi dimulai dengan mengoprek printer canon pixma ip1600 agar dapat digunakan di Ubuntu. Alhamdulillah setelah cukup lama googling, akhirnya aku menemukan tutorial yang cukup bagus di https://help.ubuntu.com/community/HardwareSupportComponentsPrinters/CanonPrinters/CanonPixmaIP2200. kendala selanjutnya adalah mengusahakan printer dapat dicetak melalui jaringan. kendala ini dapat diatasi dengan memodifikasi file smb.conf dengan mengenable sharing printer. Untuk hardware lainnya seperti scanner canon lide, printer hp 3920 dapat berjalan dengan cukup baik di Ubuntu.
Konfigurasi berikutnya adalah instalasi billing. Instalasi billing ini cukup mudah, hanya terkadang bermasalah dengan koneksi ke database yang menggunakan mysql. tapi secara umum dapat berjalan dengan baik.

Langkah terakhir dari persiapan komputer billing adalah melakukan kustomisasi tampilan agar terlihat cantik dan mudah. Untuk kustomisasi ini aku melakukan mount semua komputer klien yang terdapat di jaringan melalui ssh agar dapat melakukan sharing file lebih mudah dari dan ke komputer billing. Aku juga menambahkan program gDesklets untuk membuat tampilan Ubuntu menjadi semakin cantik.

Jadilah tampilan komputer billing seperti gambar tersebut,

6 Mei 2007, giliran Semarang yang meneruskan langkah Ubuntu Feisty Release Party. Awalnya sih ini cuma project "jaga gengsi" melihat maraknya Feisty Release Party di berbagai kota di Indonesia. Komunitas Linux di Semarang rupanya gak mau tinggal diam menyikapi hal tersebut. Berbekal nekat tanpa proposal dan persiapan yang matang, kita melakukan konsolidasi antar personal melalui Yahoo Messenger dan milis yang sengaja dibuat untuk acara tersebut. Maklumlah sebagian dari penggagas acara tersebut tidak berdomisili di Semarang, mereka umumnya memiliki ikatan emosional karena pernah tinggal maupun kuliah di Semarang. Jadi konsolidasi hanya bisa dilakukan melalui dunia maya.
Pergerakan kita dalam mensukseskan acara tersebut ternyata cukup efektif, tanpa adanya promosi melalui spanduk maupun media outside lainnya kita mampu mengumpulkan massa yang cukup banyak dan bahkan diluar dugaan. Kita hanya melakukan publikasi lewat internet dengan target peserta dari kalangan IT, khususnya yang tertarik dengan linux.
Awalnya kita merencanakan acara ini bersifat non formal dan menset tempat dengan lesehan. Tapi karena memang kurang persiapan, karpet yang ada ternyata tidak cukup menampung peserta yang cukup banyak. Akhirnya kita menggunakan kursi yang memang tersedia cukup banyak di tempat itu dan berakibat acara akan terkesan lebih formal.

The Party has begin,
kita mulai acara dengan sharing pengalaman pemakaian linux dari berbagai kalangan pengguna linux, dari kalangan yang sering berkutat dengan server, praktisi warnet linux, mahasiswa, sampai pengguna personal yang tertarik menggunakan linux. Dalam acara tersebut juga direncanakan pembentukan komunitas pengguna linux Semarang, khususnya Ubuntu.
Sebagai salah satu praktisi warnet, aku ternyata juga diberi kesempatan sharing penggunaan linux Ubuntu khususnya di warnetku "Exsanet". Sebenernya tanpa persiapan juga sih, karena sampai hari H gak tau format acaranya akan seperti apa, tiba-tiba aja di tengah acara diminta memberikan pengalaman seputar penggunaan ubuntu linux di warnet.

After all,
rasanya cukup puas juga melihat antusiasme pengguna linux khususnya di Kota Semarang. Semoga acara ini dapat sebagai langkah awal menyatukan komunitas linux di Semarang dan memperluas pemanfaatan linux di Indonesia, bukan hanya bersifat sebagai seremonial saja.
Keunggulan linux adalah karena dukungan dari komunitas, sehingga seberapa besar pemanfaatan linux tidak terlepas dari peran aktif komunitas tersebut.

-Bravo Ubuntu Linux-

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda